BAB I
PENDAHULUAN
Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan
kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi),
pengulangan (dalam proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses komposisi),
pemendekan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses
konversi). Prosedur ini berbeda dengan analisis morfologi yang
mencerai-ceraikan kata (sebagai satuan sintaksis) menjadi bagian-bagian atau
satuan-satuan yang lebih kecil. Jadi kalau dalam analisis morfologi ; seperti
menggunakan teknik immediate Constituen Analysis, terhadap kata berpakaian
misalnya, mula-mula kata berpakaian dianalisis menjadi bentuk ber- dan pakaian;
lalu membentuk pakaian dianalisis lagi menjadi bentuk pakai dan –an. Maka dalam
proses morfologi prosedurnya dibalik: mula-mula dasar pakai diberi sufiks –an
menjadi pakaian. Kemudian kata pakaian itu diberi prefiks ber- menjadi
berpakaian. Jadi, kalau analaisis morfologi mencerai-ceraikan data kebahasaan
yang ada, sedangkan proses morfologi mencoba menyusun dari komponen-komponen
kecil menjadi sebuah bentuk yang lebih besar yang berupa kata kompleks atau
kata yang polimorfemis.
Proses morfologis ialah cara
pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan yang lain
(Samsuri, 1982:190). Atau, proses yang dialami bentuk-bentuk lingual dalam
menyusun kata-kata (Ahmadslamet, 1982:58). Lebih jelas, proses morfologis ialah
proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya
(Ramlan, 1983:44).
Proses morfologi melibatkan komponen :
a.
bentuk
dasar,
b.
alat
pembentukan (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi),
c.
makna
gramatikal, dan
d.
hasil
proses pembentukan.
Pada komponen alat pembentukan terutama afiksasi, dalam
makalah ini akan kita bahas lebih mengenai afiksasi pembentuk verba.
BAB II
LANDASAN TEORI
Afiks Pembentuk Verba
1.
Prefiks me-
me1- V → Vtr ‘melakukan’
Adik saya mengarang
sebuah puisi.
Iran telah mengusir
empat diplomat Prancis yang dituduh mata-mata.
Rencana pemerintah untuk menghapus
perjudian secara total nampaknya belum berhasil benar.
me2- V → Vintr ‘melakukan’
Murid-murid
menyanyi dengan merdu.
Dia
menangis tersedu-sedu.
Saya
meramal nasib ke dukun.
me3- N → Vtr ‘memakai, menggunakan’
Pak
tani menyabit rumput.
Nelayan
menjala ikan di sungai.
Tukang
itu memaku tembok dengan rapat.
me4- N → Vintr ‘hidup sebagai’, hidup di
Ia
sudah menjanda lebih kurang sepuluh
tahun.
Walaupun
masih muda, ia sudah membiara cukup
lama.
me5- N → Vtr ‘membuat’
Menyambal adalah kegemaran ibuku.
Sebelum
memasak sayur, ibu menyuruh saya menumis.
Kalau
tidak menyambal biasanya ibu menggulai.
me6- N → Vintr ‘mengeluarkan (suara)’
Kalau
merasa lapar, si pus akan mengeong.
Tikus
itu mencicit ketika masuk perangkap.
Pada
malam itu si Hely menggonggong terus
menerus.
me7- N → Vintr ‘menuju ke…’
Setiap
malam para nelayan melaut untuk
menangkap ikan.
Pesawat
itu mendarat dengan mulus di Bandara
Halim PK.
Balon
gas anak itu mengudara setelah
benangnya terlepas.
me8- N → Vintr ‘mencari atau mengumpulkan’
Setiap
hari penduduk di desa Suka Maju merotan
di hutan.
Hasil
mendamar Pak Karidun banyak sekali
hari ini.
Petani
itu merumput untuk memberi makan ternaknya.
me9- N → Vintr ‘berlaku seperti atau menyerupai’
Anak
kecil yang mungil itu membeo.
Orang-orang
yang menyaksikan atraksi itu menyemut.
me10- N → Vintr ‘menjadi’
Setelah
mengalami proses bertahun-tahun, lumpur di gunung itu membatu.
Akibat
kebakaran yang hebat pohon-pohon di hutan itu mengarang.
Kapal
yang sudah mengkarang itu
diperkirakan tenggelam sekitar seratus tahun yang lalu.
me11- N → Vtr ‘membubuhi’
Ia
sedang mengapur temboknya yang kotor.
Seminggu
sebelum Lebaran Pak Amat mengecat
rumahnya.
me12- A → Vintr ‘menjadi’
Wajahnya
segera memucat mendengar tuduhan yang
menyakitkan itu.
Keadaan
Klara semakin membaik setelah pergi
ke dokter.
Hubungan
A.S. dengan Iran nampaknya semakin memburuk.
me13- Adv → Vintr ‘menjadi’
Tuangkan
secukupnya, jangan sampai melebih.
Kenakalan
anak itu sudah menyangat.
me14- Num → V ‘menjadi’
Hati
kedua remaja itu sudah menyatu.
Menghadapi
gadis cantik itu hatinya mendua.
me15- Pron → V ‘mengatakan’
Setelah
didesak berkali-kali akhirnya dia mengaku
juga.
me16- Interjeksi → V ‘mengatakan’
Pencuri
itu mengaduh kesakitan setelah
dipukuli beramai-ramai oleh masa yang marah.
me17- FN → V ‘memperingati’
Setelah
meniga hari kematian neneknya, rumah
itu kembali dilanda kesepian yang mencekam.
Kami
merencanakan menujuh hari pernikahan
kakak kami pada hari Selasa yang akan datang.
me18- Interogativa → V
‘melakukan’
Mengapa kamu lakukan perbuatan terkutuk
itu?
me19- N → V ‘melakukan kenikmatan’
Merokok tidak baik untuk kesehatan.
Hati-hati
kalau ke daerah itu, di sana banyak orang yang mengganja.
Seorang
bayi menyusu sampai kira-kira berumur
dua tahun.
me20 N → V ‘keadaan’
Mengapa
kamu dari tadi melamun saja?
Karena
semalam kurang tidur, maka hari ini saya mengantuk
sekali.
2.
Simulfiks N-
N1 N
→ V ‘melakukan perbuatan yang bersangkutan dengan kenikmatan,
seperti makan, minum, dan sebagainya.’
Dingin-dingin begini enaknya ngopi.
Yuk
kita ngebakso di warung Pak Simin.
N2 N → V ‘membuat’
Ibu
lagi nyambel di dapur.
Ibu
mau nyoto buat makan siang.
N3 N → V ‘melakukan perbuatan’
Jadi
orang jangan suka nguping.
N4 N → V ‘mengeluarkan suara’
Bapak
tidurnya ngorok.
Kenapa
sih itu anjing nggonggong saja?
N5 N → V ‘melakukan perbuatan secara metaforis (perbandingan
secara langsung)’
Kalau
ngomong yang bener, jangan suka
ngibul saja.
Ngebut berarti maut.
N6 N → V ‘melakukan perbuatan’
Dia
sering nyontek kalau ulangan.
Dia
lagi nyoba baju barunya.
Hei,
kenapa ngelirik?
Pak
dokter sedang nyuntik pasien.
N7 A → V ‘bertindak’
Memang
dia orangnya suka nyentrik.
N8 A → V ‘membuat jadi’
Hobinya
ngerusak barang orang.
N9 A → V ‘mengalami’
Ngiri aja lu! Itu kan untung orang lain.
Gue
nyesek deh liatin lu pada begitu sama
gue.
N10 N → V ‘keadaan’
Hei,
jangan ngelamun saja!
Kerjamu
hanya ngantuk saja. Kapan kau mau lebih rajin sedikit.
Simulfiks ini hanya lazim dalam ragam
non—standar; dan bagi banyak orang merupakan perbendaharaan pasif.
3.
Prefiks ber-
ber1- V → V ‘sedang mengerjakan (atelis)’
Berpikir itu pelita hati.
Berjudi adalah perbuatan yang merugikan.
Bertanam padi merupakan mata pencarian
penduduk di pulau ini.
Dapat
bersantap malam dengan ayah merupakan
hal yang istimewa.
Betulkah
bernyanyi itu tanda bersukaria?
ber2- N → V ‘mengusahakan sebagai mata pencaharian’
Sekolahnya
dibiayai orang tuanya yang hidup bersawah
di desa.
Dengan
beternak ayam ia menghidupi
keluarganya.
Untuk
mendapat tambahan penghasilan, ia berkedai
kecil-kecilan.
Agar
supaya berhasil, berdaganglah dengan
jujur.
ber3- N → V ‘memanggil’
Anak
itu berabang kepada laki-laki yang
telah menolongnya.
Karena
hubungan saya dengannya akrab, saya beradik
padanya.
Pekerja-pekerja
itu bertuan kepada saudagar kaya itu.
ber4- N → V ‘memperoleh, menghasilkan’
Wanita
itu tidak menyangka bahwa dia akan beranak
kembar.
Seekor
ayam betina bertelur sebutir sehari.
Bel
tanda masuk sudah berbunyi.
Orang
tua itu cukup berhasil dalam mendidik
putra-putrinya.
ber5- A → V ‘memperoleh, menghasilkan’
Ia
beruntung dalam menjual barang-barang
antik.
ber6- N → V ‘berada dalam keadaan’
Anak-anak
itu dilatih dan diharuskan orang tua mereka berdisiplin
tinggi.
Di
dalam segala keadaan, ia tetap bertaqwa
kepada Tuhan.
Pemain
badminton itu bersemangat sekali
untuk memperoleh kemenangan dalam pertandingan itu.
Mereka
mengirim bunga ini sebagai tanda turut berduka
cita.
Orang-orang
yang berpesta ria itu adalah orang-orang
kaya di kampung kami.
ber7- N → V ‘menjadi atau berlaku seperti’
Di
dalam sandiwara yang akan kita mainkan nanti, kamu diharuskan berhamba padaku.
Karena
sulitnya memperoleh pekerjaan kantoran di Jakarta, ia terpaksa berkuli di Pelabuhan Tanjung Periok.
Mereka
bersitegang mengenai siapa yang akan
dipilih menjadi ketua.
ber8- V → V ‘pasif’
Beras
bertumbuk jarang dijual sekarang ini.
Uluran
kasihnya tidak bersambut di hati pria
itu.
Pernyataan
cintanya tidak berjawab segera oleh
kekasihnya.
Batu
bertulis itu ditemukan di kota Bogor
dua bulan yang lalu.
ber9- V → V ‘refleksif’
Ayah
menjadi kesal karena ia berhias
begitu lama di depan cermin.
Setiap
pagi sebelum pergi ke kantor ayah bercukur
dahulu.
Badannya
bersimbah peluh karena harus bekerja
di terik matahari.
ber10- N → V ‘refleksif’
Setiap
hari kerja Tuti hanya bercermin saja.
Hampir
setengah jam gadis itu bersisir di
depan cermin.
ber11- N → V ‘meminta bantuan kepada’
Laki-laki
itu berguru kepada kakek tua di atas
gunung.
Ibu
tua itu berdukun kepada orang itu
untuk mengobati anaknya yang kena penyakit aneh.
ber12- N → V ‘mencari atau mengumpulkan’
Mereka
berotan di hutan itu selama
bertahun-tahun.
Kegiatan
berdamar itu dijalani pak Amat dengan
sungguh-sungguh.
ber13- Num → V ‘menjadi’
Rakyat
Indonesia bersatu dalam usaha
mengusir penjajah dan mendapatkan kemerdekaan.
ber14- N → V ‘memakai’
Anak-anak
itu bersepatu baru di hari tahun
baru.
Santi
akan kelihatan bertambah manis jika ia berbaju
merah.
ber15- N → V ‘mempunyai’
Adik
sepupu saya bernama Hari.
Laki-laki
tua itu beristri tiga orang.
Kuda
dan sapi adalah binatang berkaki
empat.
Air
susu itu sangat berguna bagi
kesehatan dan pertumbuhan bayi.
ber16- N → V ‘mengendarai (naik)’
menjelang
Lebaran banyak orang pulang kampung berkereta
api.
Imung
selalu bermobil kemana pun ia pergi.
Banyak
orang tidak mau bersepeda tubuh akan
panas dan berkeringat banyak sehingga baju menjadi basah.
ber17- FN → V ‘mengusahakan, mempunyai mata pencaharian’
Orang
yang berkedai nasi itu tiba-tiba
menjadi kaya raya karena memenangkan undian berhadiah empat ratus juta rupiah.
ber18- FV → V ‘profesi atau kegemaran’
Setiap
sore pemuda-pemuda di kampung kami bermain
bola di tanah lapang.
ber19- A → V ‘dalam kedaan’
Mereka
bergembira karena memenangkan undian
harapan.
Jangan bersedih, cobalah lagi sampai berhasil.
4.
Konfiks ber-R
ber-R1 Num → V
‘berkelompok menjadi’
Mereka
masuk kelas berdua-duaan.
ber-R2 A → V
‘dalam keadaan’
Karena
tak ada pekerjaan, maka ia bermalas-malasan
saja.
Sebelum jatuh miskin, anak bungsu
itu hanya berfoya-foya saja.
5.
Prefiks per-
Per1- N → V ‘menjadikan atau membuat sesuatu jadi’
Jangan perbudak orang-orang miskin itu!
Perkuda
sajalah tawanan yang suka membangkang itu!
Peristrilah
wanita yang baik dan cantik itu!
Persuamilah
pria yang kamu cintai itu!
per2- N → V ‘memanggil atau menganggap sebagai’
Jangan pertuan orang yang tidak bijaksana itu!
Peradiklah
anak yang sudah tidak punya orang tua itu!
per3- Num → V ‘membagi atau membuat menjadi’
Perdualah
kue itu!
Pertiga
tanah itu untuk dibagi-bagikan kepada anak kita.
Perlima
tugas-tugas yang dilimpahkan kepada kita.
per4- A → V ‘membuat lebih’
Perendah
jam dinding tersebut agar mudah dilihat.
Perbesarlah anggaran belanja kita karena
harga barang-barang kebutuhan pokok akhir-akhir ini melonjak terus.
Perbagus tulisanmu agar mudah dibaca.
6.
Prefiks ter-
ter1- V → V ‘sudah di, perfektif’*
Kangkung
yang sudah kubeli itu terikat jadi
satu.
Orang
yang ternama selalu Nampak di
mana-mana.
Dengan
pedang terhunus samurai itu menyerang
lawannya.
Harus dibedakan mana yang tersurat dan mana yang tersirat.
*Kata-kata
yang tergolong di sini sebagian menjadi verba tidak secara langsung, melainkan melalui
proses verbalisasi lebih dahulu, misalnya ternama,
tersurat.
ter2- V → V ‘spontan’
Ia
tertawa terbahak-bahak hingga jatuh terduduk.
Jika
sedang duduk-duduk di dangau itu sering aku teringat
masa kecilku di desa.
Sering
aku terkenang akan nenekku yang telah
meninggal.
Ia
sangat terkejut mendengar berita
kematian pamannya.
ter3- N → V ‘spontan’
Ia
sangat terpesona melihat gadis yang
lewat di depannya.
ter4- A → V ‘spontan’
Jika
ia terlengah sekejap saja, uang di
atas meja itu akan hilang.
ter5- V → V ‘sanggup, dapat di’
Beban
yang berat itu akhirnya terangkat
juga.
Walau
telah tersembunyi, anak itu terlihat
juga oleh ibunya.
Apakah
pembicaraan kita terdengar oleh orang
lain?
ter6- N → V ‘menyatakan arah/tempat’
Rematik
yang telah menahun itu kini terulang
rasanya.
Dalam
kasus ini saya benar-benar terpojok.
ter7- V → V ‘menyatakan kena (menderita)’
Ia
tak dapat melihat orang-orang yang berlatih menembak karena terhalang oleh tembok yang tinggi.
Karena
ibunya sakit dan uang tida ada, ia terdesak
untuk meminjam uang kepada lintah darat itu.
Hidupnya
sangat tertekan. Semua perbuatannya
selalu disalahkan oleh keluarganya.
ter8- D(morfem dasar terikat) → V ‘kontinuatif’
Benda
ringan akan terapung di dalam air.
Ia
ternganga begitu mendengar berita
aneh ini.
Mengapa
dari tadi kamu hanya duduk termenung
saja?
ter9- V → V ‘tak sengaja’
Katanya,
bukumu terbawa olehnya.
Karena
tergesa-gesa, kakinya terpijak
olehku.
Maaf, uangmu terpakai habis.
7.
Prefiks ke-
ke1- V → V ‘spontan’
Jangan
ketawa keras-keras, nanti menggangu
orang yang sedang belajar.
ke2- V → V ‘sanggup’
Surat
itu kebaca oleh anak kecil ini.
Keangkat
juga koper seberat itu olehmu.
8.
Sufiks –in
-in1 V→ V ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’
Bacain saya surat kakak yang kau terima
kemarin!
Bikinin saya kemeja dari kain
kotak-kotak.
-in2 N → V ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’
Doain agar saya lulus ujian semester
ini.
-in3 A → V ‘menandai objek’
Bohongin dia, katakana aku sedang pergi.
Jagain anakku sebentar.
Syukurin ia tidak datang hari ini.
-in4 A → V ‘membuat jadi’
Kerasin
skrup itu agar ia tidak lepas
Bagusin sedikit gambarmu ini!
Kuatin ikatan itu supaya tidak lepas!
-in5 Num → V ‘membuat jadi’
Satuin buku-buku yang berserakan di
lantai.
Semuain saja, jangan di sisain.
-in6 Adv → V ‘membuat jadi’
Lebihin uang sakuku untuk minggu ini.
-in7 Int → V ‘menjadikan
Kau
apain dia sampai dia menangis seperti
itu.
Saya
tidak tahu harus gimanain buku yang
sudah hancur itu.
Kau
kemanain majalah di atas meja ini?
-in8 Dem → V ‘dijadikan
Ituin saja supaya dia kewalahan.
Coba
tolong iniin perabotan rumah saya.
Gituin saja mesin itu supaya jangan
rusak.
Giniin saja supaya lebih rapi.
-in9 A → V ‘melakukan untuk orang lain (benafaktif)’
Bapak
guru sedang ngabsenin murid-murid di
kelas.
-in10 N → V ‘menjadikan’
Tono
macarin anak pak Haji dari kampung
sebelah.
-in11 F. Prep → V ‘arahkan ke’
Tolong kedepanin kertas ulanganku ini.
9.
Kombinasi afiks me-i
me-i1 V → V ‘repetitif’
Para
demonstran melempari gedung kedutaan
Amerika dengan batu.
Ia
menanami pekarangan rumahnya dengan
bunga anggrek.
Pak
Amat sedang memotongi rumput di
pekarangan rumahku.
me-i2 N → V ‘bersikap, berlaku sebagai’
Walaupun
masih muda, ia suka menggurui orang
yang lebih tua.
Ia
merajai pertandingan itu.
Maukah
kau menemaniku pergi ke pesta malam
minggu nanti?
me-i3 N → V ‘menyebabkan mendapat’
Ibu
menggarami sayur.
Setiap
pagi aminah menguliti bawang.
Ia
melukai hatiku.
Ibu
menyusui sendiri kelima orang
anaknya.
me-i4 A → V ‘bersikap terhadap’
Dengan
meyakini iman kita, pastilah tingkah
laku kita akan sesuai dengan agama kita.
Banyak
murid yang tidak menaati peraturan
tata tertib di sekolah.
Murid-murid
nakal itu membohongi terus gurunya.
Kita
harus mematuhi peraturan lalu lintas
di jalan.
Menghormati orang tua sudah merupakan
kewajiban seorang anak.
me-i5 Adv → V ‘membuat keadaan’
Gedung
itu tingginya melebihi tugu monas.
me-i6 Pron → V ‘terhadap’
Akhirnya
anak itu mengakui kesalahannya.
me-i7 A → V ‘membuat keadaan’
Dalam
pertandingan itu ia berlari jauh melampaui
peserta lainnya.
Ia
selalu berusaha mengungguliku tetapi
selalu gagal.
me-i8 N → V ‘melakukan secara sungguh-sungguh (intensif)’
Kita
harus mencintai sesama manusia
seperti mencintai diri sendiri.
Ia
mengobati lukanya supaya tidak kena
infeksi.
me-i9 A → V ‘menyebabkan mendapat
Jangan
menyakiti hati orang tuamu.
me-i10 V → V ‘melakukan perbuatan di (lokatif)’
Kita
harus hati-hati menuruni tebing
terjal ini.
Jangan
meniduri ranjang yang baru dibereskan
ini.
Ibu
tua itu menaiki tangga dengan
berhati-hati karena takut jatuh.
me-i11 A → V ‘melakukan secara sungguh-sungguh (intensif)’
Anak
itu membasahi bajunya dengan air
sabun.
Ia
ditugaskan memberesi administrasi
sekolah yang kacau.
Ia
membakari rumput sampai habis.
me-i12 N → V ‘kontinuatif’
Maukah kau menemaniku pergi berbelanja?
10.
Kombinasi afiks di-i
Makna kombinasi di-i
ini sejajar dengan makna kombinasi afiks me-i.
11.
Kombinasi afiks me-kan
me-kan1 V → V ‘kausatif’
Pilot
itu menerbangkan pesawat model
mutakhir buatan Amerika.
Anak
itu sedang melemparkan bola ke arah
temannya.
Tawanan
itu melarikan diri dari penjara.
me-kan2 F. Prep → V ‘mengarahkan ke
(kausatif)’
Setiap
peserta berhak mengemukakan
pendapatnya dalam rapat itu.
Keluarganya
sudah mengebumikan Amir yang
meninggal kemarin.
me-kan3 N → V ‘kausatif’
Penduduk primitif itu
merajakan dokter yang sedang
berpraktik di daerah mereka.
me-kan4 A → V ‘membuat jadi (kausatif)’
Dengan
susah payah ia membesarkan kelima
anaknya.
Adikku
menghitamkan warna gambarnya.
Air
gula berkhasiat untuk menyembuhkan
sakit kepala.
Ia
tak sempat menyelamatkan harta
bendanya ketika kebakaran itu terjadi.
me-kan5 Adv → V ‘membuat jadi (kausatif)’
Dalam
pidatonya ia mencoba menghangatkan
suasana.
Ibu
melebihkan masakan hari ini karena
ayah mengundang dua orang temannya.
me-kan6 Num → V ‘membuat jadi (kausatif)’
Kami
berusaha menyatukan pendapat kami
yang saling berbeda.
me-kan7 V → V ‘melakukan untuk orang lain
(benefaktif)’
Setiap
pagi ibu membuatkan kopi untuk ayah.
Sebelum
adik saya tidur ibu selalu membacakan
cerita untuknya.
Pak
guru menuliskan jawaban soal-soal
ulangan di papan tulis.
Adik
membawakan Koran pagi untuk ayah.
me-kan8 N → V ‘benefaktif’
Saya
dilarang mengatakan yang sebenarnya
kepada orang lain.
Saya
curiga ketika ia membisikkan sesuatu
kepada teman saya.
Saksi
itu diminta oleh hakim untuk menceritakan
kejadian yang sebenarnya.
me-kan9 V → V ‘melakukan perbuatan dengan alat’
Ketika
tukang sulap itu memukulkan tongkat ke
atas topi maka keluarlah seekor burung merpati dari dalam topi tersebut.
Tanpa
sadar ia menikamkan keris pusakanya
ke tubuh lawannya.
Pemburu
itu membidikkan senapannya ke arah
binatang yang diincarnya.
me-kan10 V → V ‘melakukan dengan
sungguh-sungguh (intensif)’
Salah
satu kegemaran saya adalah mendengarkan
radio.
Pada
setiap upacara bendera kami selalu menyanyikan
lagu Indonesia Raya.
me-kan11 N → V ‘menghasilkan (resultatif)’
Penyanyi
itu menelurkan dua album terbarunya.
Perjuangannya
membuahkan hasil yang sangat
memuaskan.
Nenek
menuturkan kehidupan di masa mudanya.
Bila
ia marah, ia selalu mengatakan
kata-kata yang kasar.
me-kan12 N → V ‘memasukkan ke dalam’
Salah
satu cara mengawetkan makanan adalah mengalengkan makanan tersebut.
Ia
mengotakkan bingkisan-bingkisan yang
akan dikirimkannya.
Jangan
memenjarakan orang yang tidak
bersalah.
me-kan13 Ka.Fatis → V ‘menghasilkan
(resultatif)’
Ia
tidak mempunyai pendirian, selalu mengiyakan
pendapat siapa pun.
me-kan14 Int → V ‘melakukan’
Mereka
mengapakan dia?
12.
Kombinasi afiks memper-
memper1- N → V ‘menjadikan’
Ibu
Tati mempersuami orang keturunan
Arab.
Pak
Hasan memperistri putri keturunan
raja.
memper2- A → V ‘membuat jadi lebih’
Jangan
memperbodoh orang desa yang lugu itu.
Saya
diberi tugas memperindah lukisan ini.
Melalui
pidatonya ini, ia dapat mempertebal kepercayaan
rakyat kepadanya.
13.
Kombinasi afiks diper-
diper1- N → V ‘dijadikan’
Ia
diperistri seorang pemuda kaya
keturunan bangsawan.
Pemuda
itu dipersuami seorang janda kaya.
diper2- A
→ V ‘dibuat jadi lebih’
Rumah
yang indah itu masih akan diperindah
lagi.
Jangan
mau diperbodoh oleh bangsa asing.
Hal
yang sudah sulit jangan dipersulit
lagi.
14.
Kombinasi afiks memper-kan
memper-kan1 N → V ‘menjadikan’
Saya
rasa kalian tidak perlu mempermasalahkan
hal sepele seperti itu.
Dua
bersaudara itu sedang mempertikaikan
warisan orang tuanya.
memper-kan2 V → V ‘menjadikan supaya di-V-kan’
Ia
sedang memperdengarkan suaranya yang
merdu itu.
Pesenam
itu sedang mempertunjukkan
keahliannya.
memper-kan3 A → V ‘membuat jadi’
Maksud
untuk mempermalukan lawannya di
hadapan massa gagal.
memper-kan4 Num → V ‘membuat jadi’
Dialah
yang berhasil mempersatukan bangsa yang terpecah belah itu.
memper-kan5 N → V ‘menjadikan’
Bintang
film itu mempersuamikan pemuda yang
jauh lebih muda daripadanya.
Ia
memperistrikan wanita yang baru
dikenalnya.
memper-kan6 N → V ‘menjadikan sebagai alat’
Memperdagangkan narkotik mempunyai
risiko ditangkap polisi.
Mereka
selalu memperdebatkan hal-hal sepele
sedangkan hal-hal penting tidak diperhatikan.
Tega
betul ia memperdayakan kakaknya
sendiri.
memper-kan7 N → V ‘mengerjakan’
Karena
tidak mempunyai anak, ia memperlakukan
saya sebagai anak.
memper-kan8 V → V ‘membuat jadi’
Kelihatannya
ia sudah memperhitungkan dengan seksama akibat perbuatannya.
Mengapa
kau sering mempermainkan orang itu?
memper-kan9 Adv → V ‘membuat jadi’
Petugas
itu memperbolehkan saya merokok di
ruang yang memakai alat penyejuk ini.
15.
Kombinasi afiks diper-kan
diper-kan1 V → V ‘dijadikan supaya’
Lagu-lagu
nostalgia selalu diperdengarkan oleh
pemancar swasta pada hari Selasa petang.
Foto
almarhum diperlihatkan kepada polisi
yang mengusut perkara itu.
diper-kan2 N → V ‘dijadikan’
Sejak
kecil ia dipersaudarakan denganku.
Tanah
itu masih saja dipertikaikan oleh
para ahli waris yang bersangkutan.
Integrasi
Timor Timur ke dalam wilayah RI masih saja dipermasalahkan.
diper-kan3 A → V ‘dibuat jadi’
Aku
dipermalukannya di muka umum.
diper-kan4 Num → V ‘dibuat jadi’
Bangsa
itu dipersatukan oleh semangat untuk
merdeka.
diper-kan5 N → V ‘dijadikan’
Penyanyi
itu diperistrikan oleh seorang
dokter.
Laki-laki
itu dipersuamikan she bintang film
yang terkenal lagi pula kaya.
diper-kan6 N → V ‘dijadikan sebagai alat’
Yang
diperdagangkannya hanya barang-barang
buatan dalam negeri saja.
Aku
tidak dapat diperdayakan oleh rayuan
mautnya.
Masalah
yang sudah diputuskan tidak perlu diperdebatkan
lagi.
diper-kan7 N → V ‘dikerjakan’
Apa
kau diperlakukan secara manusiawi
olehnya?
diper-kan8 V → V ‘dibuat jadi’
Ia
seorang hati-hati, diperhitungkannya
dengan cermat akibat langkah-langkah yang diambilnya.
diper-kan9 Adv → V ‘dibuat jadi’
Apakah
saya diperbolehkan duduk di sini?
16.
Kombinasi afiks N-in
N-in1 N → V ‘membuat keadaan’
Dia
ngeduluin teman-temannya.
N-in2 V → V ‘melakukan dengan sungguh-sungguh (instensif)’
Kalau
kau ragu nyobain saja dulu.
N-in3 V → V ‘melakukan dengan sungguh-sungguh (intensif)’
Adik
ngerasain sakitnya disuntik.
N-in4 A → V ‘melakukan dengan sungguh-sungguh (intensif)’
Jangan
nyakitin hatinya.
Bisa
tidak ngebagusin gambar ini?
N-in5 Intr → V ‘melakukan’
Ngapain
kamu di sini?
17.
Konfiks ber-an
ber-an1 V → V ‘resiprokal’
Berilah
jarak antara tonggak yang satu dengan tonggak yang lain supaya tidak bersinggungan.
Mobil
yang berwarna coklat itu bertabrakan
dengan bis Patas.
Remaja
yang sedang di mabuk cinta itu berciuman
di Taman Ria.
ber-an2 V → V ‘pluralis’
Ketika
terjadi kebakaran itu, banyak orang berlarian
menyelamatkan diri.
Daun-daun
kering di halaman itu bertebaran
ditiup angin.
Banyak
sampah berserakan di pinggir jalan,
karena masyarakat belum menyadari akan kebersihan lingkungan.
18.
Konfiks ber-R-an
ber-R-an1 V → V ‘resiprokal + intensif’
Kedua
sahabat itu berpeluk-pelukan ketika
bertemu setelah berpisah 20 tahun.
Karena
begitu banyak pengunjung yang datang, maka mereka bersinggung-singgungan di depan loket.
Sepasang
merpati bercium-ciuman di pohon
kenari.
ber-R-an2 V → V ‘pluralis + intensif’
Murid-murid
berlari-larian di halaman sekolah.
Setelah
mendengar berita kematian itu, mereka bertangis-tangisan.
Sepasang
kelinci putih berlompat-lompatan di
halaman rumah.
19.
Konfiks ber-kan
ber-kan1 N → V ‘mengkhususkan (melengkapi)
verba’
Negara
Indonesia adalah Negara yang berasaskan
Pancasila.
Dengan
bersenjatakan pena, para wartawan
berusaha untuk memperoleh berita-berita
yang actual.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Negara
kita, setiap warga Negara yang telah berumur 17 tahun atau telah menikah harus
memiliki kartu tanda penduduk.
Pada
malam bulan purnama langit bertaburkan
bintang.
Anak-anak
kecil dilarang memakai perhiasan yang berhiaskan
intan.
Gadis
itu diberi hadiah sebuah cincin yang bertatahkan
permata oleh kekasihnya.
(Syarat: verba harus berpelengkap yang
merupakan spesifikasi dari dasar.)
20.
Konfiks ke-an
ke-an1 V → V ‘terkena, menderita (afektif)’
Ia
tidak dapat tidur dengan nyenyak sejak ia kehilangan
kunci rumahnya.
Aku
turut berduka cita atas kematian
ayahmu.
Orang
yang kecurian uang itu kelihatan
sangat bingung.
ke-an2 N → V ‘terkena, menderita (afektif)’
Anak
itu sakit akibat kehujanan kemarin.
Kita
harus selalu berhati-hati supaya tidak kecopetan.
Kemarin
malam orang kaya itu kemalingan.
ke-an3 Vintr → Vpas ‘tak
sengaja’
Akhirnya
ketahuan juga siapa yang telah
melakukan kejahatan itu.
Anak
itu kedapatan sedang makan mangga
curian.
Rumah
yang hendak kita tuju sudah kelewatan
karena terlalu asyik ngobrol.
21.
Kombinasi afik ter-R
ter-R1 D
→ V ‘dalam keadaan selama jangka waktu tertentu’ (D = morfem dasar terikat)
Ia
pergi tergopoh-gopoh ke kantornya
yang cukup jauh karena takut terlambat tiba di kantor.
Orang
mabuk itu berjalan terhuyung-huyung
menuju rumahnya.
Ia
berjalan dengan terseok-seok setelah
jatuh dari motor dalam suatu kecelakaan.
Sejak
kematian suaminya, ia sering termenung-menung.
Para
korban kecelakaan kapal laut itu terapung-apung
di laut selama beberapa hari.
22.
Kombinasi afiks per-kan
per-kan1 N → Vtr ‘jadikan’
Persuamikan laki-laki yang jujur dan
setia itu.
Peristrikan tunanganmu itu.
per-kan2 V → Vtr ‘jadikan supaya’
Coba
perlihatkan saya permata yang baru
kau beli itu.
Pertunjukkan kepandaianmu bermain sulap
pasa malam gembira nanti.
23.
Kombinasi afik per-i
per-i1 A → Vtr ‘dibuat jadi (kausatif)’
Perbaiki jawaban yang salah.
Coba
anda perbarui kalimat yang anda buat
tadi.
24.
Kombinasi afiks ber-R
ber-R Num
→ V ‘membentuk kelompok’
Murid-murid
masuk kelas berdua-dua.
Mereka
berbaris berempat-empat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Prefiks ber-
mempunyai makna umum ‘belum selesai sedang berlaku (atelis)’
2.
Prefiks ber-
mempunyai padanan ke- pada kata-kata:
ketemu, ketawa yang dipakai dalam bahasa Indonesia nonstandar.
nonstandar :
Saya ketemu dia kemarin.
standar :
Saya bertemu dengan dia kemarin.
3.
Prefiks ter-
mempunyai padanan ke- yang dipakai
dalam ragam nonstandard.
Contoh: Mereka tertawa – Mereka ketawa.
4.
Prefiks ke- ini
hanya dipakai dalam ragam nonstandard.
5.
Makna –in
berpadanan dengan makna –i atau –kan dalam ragam standar.
6.
me-i mempunyai makna dasar lokatif; dalam klausa yang
berverbal.
7.
me-i objeknya menjadi tempat.
8.
di-i mempunyai makna dasar lokatif; dalam klausa yang
berverbal dengan di-i subjeknya menjadi tempat.
9.
Dalam banyak buku tata bahasa disebutkan bahwa bentuk-bentuk
seperti menguliti dan membului diberi nama ‘menanggalkan’.
Analisis semacam itu tidak berpijak pada pandangan gramatikal, melainkan pada
paraphrase.
Secara gramatikal, pada bentuk-bentuk
tersebut, sufiks –i bermakna lokatif.
B.
Saran
Dalam menganalisis
makna afiks pembentuk verba perlu ditekankan hubungan di antara verba yang
berafiks dengan objeknya. Dalam analisis itu perhatian kita harus benar-benar
ditunjukan kepada hubungan antara verba dan yang menyertainya.
25.
DAFTAR
PUSTAKA
Kridalaksana, Harimurti. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar