Sabtu, 20 Oktober 2012
Menguak Legenda Asal-Usul Raja Empat
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta Raja Ampat menjadi salah satu kepulauan paling eksotis di dunia. Tahukah anda seperti apa sejarah asal usul Raja Ampat?
Asal usul Raja Ampat tak bisa dilepaskan dari suku asli yang mendiami pulau terbesar di Raja Ampat, Waigeu. Yakni suku Maya.
"Suku maya adalah sebutan untuk suku asli raja ampat. Berasam dari kata mam dan ya yang artinya, bapa sesungguhnya saya ada. Suku maya berasal dari teluk mayalibit berarti kamar atau ruangan. Kamar untuk orang-orang maya," kata tokoh adat suku maya, Yohanes Goran Gaman, dalam penjelasannya kepada wartawan di Sorong, Papua Barat, Sabtu (20/10/2012) malam.
Hal ini dibenarkan oleh tokoh adat generasi ke-7 suku maya yang juga adik Yohanes, Abraham Goran Gaman. Abraham menjelaskan, orang maya belum keluar dari pedalaman menuju pantai hingga abad ke-19.
"Orang maya tidak ada tinggal di pantai. Mereka tinggal di hutan dan gunung. Mereka tinggal di rumah atap sederhana. Kemudian datang orang Biak, adalah penjelajah di laut. Munculnya suku biak membuat orang maya yang baru turun ke pantai mengenal perahu lebih jelas. Kemudian pancing yang awalnya hanya sejenis tali atau benang dari pohon genemo membuat mereka semakin kenal alat memancing," ungkap Abraham.
Hingga saat ini suku asli Raja Ampat ini masih berdiam di pulau Waigeu. Namun mereka tidak tinggal di Waisei yang merupakan Ibukota Kabupaten Raja Ampat, suku maya memilih tetap tinggal di pedalaman.
Menurut Yohanes yang kini menjabat sekretaris dewan adat suku maya, kisah asal usul Raja Ampat tak bisa dipisahkan dari cerita munculnya raja-raja dari suku maya.
"Jadi di teluk Kabui di tak jauh dari Waigeu, dulu ada kemunculan raja-raja misterius dari 7 telur. Sampai sekarang bangunan sejarah tempat telur itu berasal sudah dibangun tapi atapnya rusak terus. Jadi Raja Ampat berasal dari empat raja yang lahir dari 7 telur yang didapat generasi pertama suku maya Aliap Gaman," katanya.
Dia tak bisa menjelaskan perjalanan detil empat raja yang dilahirkan dan memerintah di Raja Ampat. Karena alasan kerahasiaan yang harus dijaga suku maya.
Namun penamaan Raja Ampat juga dihubungkan dengan empat pulau besar di Raja Ampat. "Pulau Waigeu, Solawati, Batanta, dan Misol. Juga dihubungkan dengan empat suku yang ditanggal di Waigeu, suku ambel, langganyan, kawei, dan wawiyai," katanya.
Berkembang mulai abad ke 19, masyarakat Raja Ampat kemudian terdidik menjadi masyarakat bahari yang tangguh. Namun kemudian saat Raja Ampat sudah menjadi tujuan wisata bawah laut kelas dunia, warga asli Raja Ampat merasa diabaikan.
"Kenapa kita tidak diangkat karena kuantitas dan kualitas. Jadi kita jumlahnya sedikit dan terpinggirkan," katanya.
Masyarakat penghuni Raja Ampat sejak awal juga mendorong Pulau Salawati menjadi Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Namun usul tersebut ditolak. Saat ini mereka hanya berharap pemerintah Kabupaten Raja Ampat menghormati eksistensi mereka dan mengembangkan kebudayaan suku maya menjadi aset wisata di Raja Ampat.
"Kami ingin pemerintah ini mengakui dan melibatkan kami. Setelah otsus digulirkan pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah gagal menjadikan Raja Ampat sebagai Indonesia sejati, karena ada masyarakat yang tidak tersentuh pembangunan, "katanya.
Sumber: Menguak Legenda Asal Usul Raja Ampat
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda
Jakarta Raja Ampat menjadi salah satu kepulauan paling eksotis di dunia. Tahukah anda seperti apa sejarah asal usul Raja Ampat?
Asal usul Raja Ampat tak bisa dilepaskan dari suku asli yang mendiami pulau terbesar di Raja Ampat, Waigeu. Yakni suku Maya.
"Suku maya adalah sebutan untuk suku asli raja ampat. Berasam dari kata mam dan ya yang artinya, bapa sesungguhnya saya ada. Suku maya berasal dari teluk mayalibit berarti kamar atau ruangan. Kamar untuk orang-orang maya," kata tokoh adat suku maya, Yohanes Goran Gaman, dalam penjelasannya kepada wartawan di Sorong, Papua Barat, Sabtu (20/10/2012) malam.
Hal ini dibenarkan oleh tokoh adat generasi ke-7 suku maya yang juga adik Yohanes, Abraham Goran Gaman. Abraham menjelaskan, orang maya belum keluar dari pedalaman menuju pantai hingga abad ke-19.
"Orang maya tidak ada tinggal di pantai. Mereka tinggal di hutan dan gunung. Mereka tinggal di rumah atap sederhana. Kemudian datang orang Biak, adalah penjelajah di laut. Munculnya suku biak membuat orang maya yang baru turun ke pantai mengenal perahu lebih jelas. Kemudian pancing yang awalnya hanya sejenis tali atau benang dari pohon genemo membuat mereka semakin kenal alat memancing," ungkap Abraham.
Hingga saat ini suku asli Raja Ampat ini masih berdiam di pulau Waigeu. Namun mereka tidak tinggal di Waisei yang merupakan Ibukota Kabupaten Raja Ampat, suku maya memilih tetap tinggal di pedalaman.
Menurut Yohanes yang kini menjabat sekretaris dewan adat suku maya, kisah asal usul Raja Ampat tak bisa dipisahkan dari cerita munculnya raja-raja dari suku maya.
"Jadi di teluk Kabui di tak jauh dari Waigeu, dulu ada kemunculan raja-raja misterius dari 7 telur. Sampai sekarang bangunan sejarah tempat telur itu berasal sudah dibangun tapi atapnya rusak terus. Jadi Raja Ampat berasal dari empat raja yang lahir dari 7 telur yang didapat generasi pertama suku maya Aliap Gaman," katanya.
Dia tak bisa menjelaskan perjalanan detil empat raja yang dilahirkan dan memerintah di Raja Ampat. Karena alasan kerahasiaan yang harus dijaga suku maya.
Namun penamaan Raja Ampat juga dihubungkan dengan empat pulau besar di Raja Ampat. "Pulau Waigeu, Solawati, Batanta, dan Misol. Juga dihubungkan dengan empat suku yang ditanggal di Waigeu, suku ambel, langganyan, kawei, dan wawiyai," katanya.
Berkembang mulai abad ke 19, masyarakat Raja Ampat kemudian terdidik menjadi masyarakat bahari yang tangguh. Namun kemudian saat Raja Ampat sudah menjadi tujuan wisata bawah laut kelas dunia, warga asli Raja Ampat merasa diabaikan.
"Kenapa kita tidak diangkat karena kuantitas dan kualitas. Jadi kita jumlahnya sedikit dan terpinggirkan," katanya.
Masyarakat penghuni Raja Ampat sejak awal juga mendorong Pulau Salawati menjadi Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Namun usul tersebut ditolak. Saat ini mereka hanya berharap pemerintah Kabupaten Raja Ampat menghormati eksistensi mereka dan mengembangkan kebudayaan suku maya menjadi aset wisata di Raja Ampat.
"Kami ingin pemerintah ini mengakui dan melibatkan kami. Setelah otsus digulirkan pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah gagal menjadikan Raja Ampat sebagai Indonesia sejati, karena ada masyarakat yang tidak tersentuh pembangunan, "katanya.
Sumber: Menguak Legenda Asal Usul Raja Ampat
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda
Jakarta Raja Ampat menjadi salah satu kepulauan paling eksotis di dunia. Tahukah anda seperti apa sejarah asal usul Raja Ampat?
Asal usul Raja Ampat tak bisa dilepaskan dari suku asli yang mendiami pulau terbesar di Raja Ampat, Waigeu. Yakni suku Maya.
"Suku maya adalah sebutan untuk suku asli raja ampat. Berasam dari kata mam dan ya yang artinya, bapa sesungguhnya saya ada. Suku maya berasal dari teluk mayalibit berarti kamar atau ruangan. Kamar untuk orang-orang maya," kata tokoh adat suku maya, Yohanes Goran Gaman, dalam penjelasannya kepada wartawan di Sorong, Papua Barat, Sabtu (20/10/2012) malam.
Hal ini dibenarkan oleh tokoh adat generasi ke-7 suku maya yang juga adik Yohanes, Abraham Goran Gaman. Abraham menjelaskan, orang maya belum keluar dari pedalaman menuju pantai hingga abad ke-19.
"Orang maya tidak ada tinggal di pantai. Mereka tinggal di hutan dan gunung. Mereka tinggal di rumah atap sederhana. Kemudian datang orang Biak, adalah penjelajah di laut. Munculnya suku biak membuat orang maya yang baru turun ke pantai mengenal perahu lebih jelas. Kemudian pancing yang awalnya hanya sejenis tali atau benang dari pohon genemo membuat mereka semakin kenal alat memancing," ungkap Abraham.
Hingga saat ini suku asli Raja Ampat ini masih berdiam di pulau Waigeu. Namun mereka tidak tinggal di Waisei yang merupakan Ibukota Kabupaten Raja Ampat, suku maya memilih tetap tinggal di pedalaman.
Menurut Yohanes yang kini menjabat sekretaris dewan adat suku maya, kisah asal usul Raja Ampat tak bisa dipisahkan dari cerita munculnya raja-raja dari suku maya.
"Jadi di teluk Kabui di tak jauh dari Waigeu, dulu ada kemunculan raja-raja misterius dari 7 telur. Sampai sekarang bangunan sejarah tempat telur itu berasal sudah dibangun tapi atapnya rusak terus. Jadi Raja Ampat berasal dari empat raja yang lahir dari 7 telur yang didapat generasi pertama suku maya Aliap Gaman," katanya.
Dia tak bisa menjelaskan perjalanan detil empat raja yang dilahirkan dan memerintah di Raja Ampat. Karena alasan kerahasiaan yang harus dijaga suku maya.
Namun penamaan Raja Ampat juga dihubungkan dengan empat pulau besar di Raja Ampat. "Pulau Waigeu, Solawati, Batanta, dan Misol. Juga dihubungkan dengan empat suku yang ditanggal di Waigeu, suku ambel, langganyan, kawei, dan wawiyai," katanya.
Berkembang mulai abad ke 19, masyarakat Raja Ampat kemudian terdidik menjadi masyarakat bahari yang tangguh. Namun kemudian saat Raja Ampat sudah menjadi tujuan wisata bawah laut kelas dunia, warga asli Raja Ampat merasa diabaikan.
"Kenapa kita tidak diangkat karena kuantitas dan kualitas. Jadi kita jumlahnya sedikit dan terpinggirkan," katanya.
Masyarakat penghuni Raja Ampat sejak awal juga mendorong Pulau Salawati menjadi Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Namun usul tersebut ditolak. Saat ini mereka hanya berharap pemerintah Kabupaten Raja Ampat menghormati eksistensi mereka dan mengembangkan kebudayaan suku maya menjadi aset wisata di Raja Ampat.
"Kami ingin pemerintah ini mengakui dan melibatkan kami. Setelah otsus digulirkan pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah gagal menjadikan Raja Ampat sebagai Indonesia sejati, karena ada masyarakat yang tidak tersentuh pembangunan, "katanya.
(van/ahy)
Langganan:
Postingan (Atom)